7 Des 2011

Guru sebagai sosok pendidik atau pengajar?

Seorang guru sangat identik dengan kata pendidik dan pengajar. Namun dari dua kata tersebut tersirat peranan guru dalam membawa anak didik mereka. Sebagai seorang guru hendaknya kita dapat membedakan makna kata tersebut dalam menjalankan profesi kita sebagai guru. Kita kaji dari kata mendidik yang disana lebih jauh dimaknai sebagai sosok pembimbing, pembina, pelatih yang tergambar sosok yang  penuh dengan kesabaran, ketelatenan, keuletan dalam menghadapi problematika proses pembelajaran yang ditekuninya. Sabar dalam membimbing dan menghantarkan peserta didiknya menjadi insani yang berpengetahuan serta telaten dalam mengarahkan mereka kearah yang lebih baik dari sebelumnya, ulet dalam mengarungi beratnya bahtera dunia pendidikan yang harus mereka tanggung bersamaan dengan beratnya kondisi pribadi dan latar belakang mereka, disini peran guru sebagai sosok yang ulet benar –benar tercermin dimana ketika guru dihadapkan pada dua permasalahan, masalah yang timbul dari dalam keluarga dan sekolah, seorang guru harus dapat berperan ganda dan dapat memposisikan diri artinya ketika terjadi permasalahan yang begitu peliknya dalam keluarga seorang guru, anak didik tidak boleh menjadi korban atau sasaran yang empuk untuk melampiaskan problematika yang sedang dihadapi, dari sini ketika seorang guru tidak memiliki jiwa yang ulet maka ia akan mudah menyerah, dengan membiarkan peserta didiknya larut terbawa kedalam permasalahan tersebut.
Yang selanjutnya peranan guru bila dilihat dari kata pengajar, disana tersirat sosok yang senantiasa menyampaikan ilmu pengetahuan yang mereka miliki dan menganggap peserta didiknya sebagai media yang dapat menerima dalam berbagai situasi artinya ketika mengajar kita yakin bahwa anak didik kita dapat mengerti apa yang kita ajarkan, dengan demikian ketika mereka melakukan kesalahan guru akan lebih memilih untuk menghukum dari pada memaklumi atau membimbing kembali.
Dari dua sudut peranan guru kita dapat mengambil satu pilihan apakah kita sebagai pendidik atau pengajar. Dalam mendidik seorang guru akan lebih memaklumi kesalahan siswa karena itu merupakan pembelajaran kesabaran bagi mereka. Seorang guru akan lebih banyak memuji kemampuan siswanya meskipun rendah karena itu akan mendidik mereka menjadi pribadi yang percaya diri dan mau menghargai orang lain.
Seorang guru tidak akan berbuat kasar terhadap siswanya karena dunia pendidikan adalah dunia yang penuh dengan kasih sayang bukan kekerasan, mengapa sampai banyak terjadi tawuran antar pelajar mungkin selama ini peserta didik kita belum dapat menemukan sosok teladan yang mampu membawa mereka kearah yang positif dalam memecahkan suatu permasalahan. Mereka lebih memilih mengkedepankan otot dari pada otaknya. Inilah sebuah tugas mulia seorang guru yang dapat membina, mengarahkan dan membekali peserta didiknya tidak hanya menjadi pribadi yang berpengetahuan tinggi tetapi juga sebagai pribadi yang arif, bijaksana, sabar dan memiliki akhlaq yang mulia. Dengan demikian ketika anak didik kita menjadi seorang yang sukses dalam materi atau jabatan kelak mereka akan menjadi seorang yeng tidak hanya kaya tetapi juga memiliki sifat mulia. Ketika sifat mulia sudah terpegang oleh mereka maka akan lahir pejabat yang tidak suka korupsi karena mereka tau korupsi itu perbuatan dosa, ketika mereka lahir sebagai pemimpin mereka akan menjadi pemimpin yang amanah.
Dari sini akan timbul pertanyaan apakah saya sudah membekali mereka dengan akhlaq mulia? Membekali mereka dengan akhlaq mulia tentunya tak semudah membalikan telapak tangan, disana akan dituntut sosok teladan bagi para peserta didiknya, teladan dalam arti dapat ditiru baik dari ucapan dan perbuatan. Ucapan yang mendidik dan perbuatan yang mendidik. Semoga kita semua para guru mampu mengemban tugas yang sangat mulia itu dan selalu diberi hidayah oleh Nya. Sehingga apa yang menjadi harapan kita bersama akan terwujud.amiiiin

By husni nilawati
SMP Islam purbolinngo